About My Life With My Husband, Cho Kyuhyun Part X

Backsound: ^Nara’s Strories^: Keliru – Ruth Sahanaya (Trust me, this song so good for this part)
^Ji Hyun’s Stories^: Back To December – Taylor Swift
^Kyuhyun’s Stories^: 7 Years Of Love

Sampai kapanpun kau tak mengerti..
Apa yang kurasakan saat ini..
Sampai kapanpun kau tak mengerti..
Sedih yang tak sempat terucapkan..
Tidakkah kau tahu?
Cintaku justru lebih besar dari dia..
Tapi kenapa..
Kenapa kau tetap memilihnya?

Nara’s Pov

Kebencian ini semakin tak tertahankan. Aku ditinggal sendiri olehmu. Aku dianggap patung tidak berguna- menunggu tempat yang lebih pantas. Apa kurangnya aku? Apa kurangnya aku sampai-sampai kau bisa menjadi seperti ini.. Hanya karena dia?
Aku membencinya, Cho Kyuhyun… Aku membencinya..

“TIKETNYA. SEKARANG.” Bentak Kyuhyun hebat lewat telefon. Aku menarik nafas panjang-panjang. Aku sendiri tidak mengerti, disamping segala kemarahannya ini, ia masih bisa melihatku. Membuatku ada di tempat ini. Ia membuatku hidup dengan caranya sendiri. Buktinya saja.. Ia yang membawaku ikut bersamanya sekarang.

Aku menatap lewat jendela mobil sedikit takut, meskipun aku sudah memakai sabuk pengaman, tidak membuat sedikitpun ketakutanku berkurang. Aku melirik Kyuhyun lewat ekor mataku, pandangan matanya lurus dan dingin. Belum lagi ia menyetir seperti kerasukan. Berkali-kali aku mendengar ia menggeram.
Rasanya bukan waktu yang pas untuk mengatakan beberapa kata atau apasajalah yang membuat suasana tegang ini mencair. Mengucapkan kata hai? Itu wanita-idiot-yang-pernah-ada.
Tapi.. Satu kalimat darinya yang sukses membuatku menganga lebar…

“Kau sudah makan?” Ia menoleh ke arahku sambil menatapku was-was. Tutur katanya tiba-tiba melembut, hanya ada secercah rasa cemas dari penuturan yang ia ucapkan. Dan itu sukses membuatku menganga lebar, bisa-bisanya ia yang tadi sedang emosi hebat menjadi seorang Kyuhyun yang lembut dan penuh rasa khawatir? Astaga.

“Sudah.” 100% berbohong.
Ia terdiam kemudian kembali menatap ke arah jalanan. Tanpa melirikku sedikitpun. Ia mulai membuka dashboard mobil kemudian hal itu kembali membuatku menganga.
Ada banyak cemilan di dalam sana.

“Ambillah kalau kau mau.” Imbuhnya cepat. Aku terdiam sambil menatapnya tak percaya.
Dengan ragu aku mulai mengambil satu cemilan di dalam sana, tapi.. Tangan Kyuhyun mencegatku. Tanpa banyak bicara ia langsung mengambil roti isi kemudian menaruhnya di tanganku lalu meremasnya. Ia menatapku penuh rasa bimbang, takut dan cemas.

“Tolong aku..” Lirihnya sangat pelan. Sampai-sampai aku tidak yakin apa aku mendengarnya tadi. Kyuhyun menatapku lemah, dari situ aku tahu.. Ia memang benar-benar tersiksa.
Aku menghirup udara segar. Lalu menghembuskannya perlahan.

“Tenang saja, ia akan memaafkanmu.”
Sungguh, aku tidak sadar aku mengatakan itu.
*
“Akan tiba saatnya dimana kita harus berhenti mencintai seseorang. BUKAN karena orang itu berhenti mencintai kita. Melainkan, karena kita menyadari bahwa; orang itu akan lebih berbahagia apabila kita melepaskannya.”

Ji Hyun’s Place

“Babo Nam Geul! Namamu jelek,, hahaha!! Tapi aku menyukainya..”

Siapa suruh kau membuat nama aneh seperti itu?!

“Mana ada orang seperti kau di dunia ini. Kalaupun ada rasanya itu tidak mungkin..”

Benar. Karena aku yeoja yang sangat hebat. Hmm.. ^^

“Tunggu dulu! Itu masih dingin, Geul!”

Siapa bilang aku yang memakannya? Itu milikmu!

“Bodohnya.. Di cuaca sedingin ini tubuhmu masih terasa hangat..”

Cho Kyuhyun.. Aku memang memperbolehkanmu berkata hal yang romantis, tetapi tidak dengan cara seperti ini!

“Kenapa aku mencintaimu? Rasanya sulit untuk dijelaskan. Mungkin kapan-kapan akan kuberitahu alasannya.. ^_^”

Memangnya ada cara untuk menjelaskannya?

“Kenapa aku menyukai wanita bodoh, ceroboh, aneh, dan gila sepertimu?”

Karena aku yeoja yang paling hebat di muka bumi ini. Iya, kan?

“Jangan menatapku! Rasanya semakin sulit kalau kau menatapku..”

Aaaaa~~ Cho Kyuhyun!!

“Aku mau minta apa? Aku ingin meminta cintamu.. LOL”

Rasanya sudah semua kuberikan. >.<

“Dan jangan tersenyum! Itu membuatku gila!”

Kalau begitu aku akan membuatmu sinting.. ^__^

“Starcraft atau kau? Rasanya aku lebih memilihmu, soalnya starcraft tidak cerewet, tidak manja, tidak bisa tertawa, tidak bisa kucium dan kupeluk. Hehehe..”

Itu namanya mencari kesempatan dalam kesempitan, Cho Kyuhyun!

“Sudah kukatakan, kau milikku, jangan melihat orang lain!”

Mana bisa aku melihat orang lain, aku sudah buta oleh celotehanmu!

“Kenapa sweaternya harus pink? Aku tidak suka..!”

Tapi ketika kuberikan ke Sungmin kau malah marah-marah.. ==”

“Maaf, aku sibuk- aku hanya bisa memberikanmu ini, maaf.”

Aku tidak membutuhkan apapun kok. Aku sudah cukup senang melihatmu saja. Haha~ ^_^

Apa sekarang zamannya wanita yang menggombal?

“Kenapa kau tidak pernah mengucapkan kata ‘aku mencintaimu’ padaku, Geul?”

Karena rasanya setiap aku akan mengatakan itu kau selalu ingin menerkamku!

Jika waktu dapat diulang, aku akan mengucapkan kata ‘aku mencintaimu’ berulang kali, atau mungkin jutaan kali. Rasanya sesak ketika ingat aku belum mengucapkan itu.

Ji Hyun tersenyum lirih mengingat kejadian-kejadian yang terulang di dalam memori otaknya. Ia membisu sambil menatap langit. Kemungkinan-kemungkinan yang dominan.. Kenangan-kenangan itu rasanya semakin sulit untuk dilupakan.
Hyuk Min yang sedari tadi diam di belakang sambil menatap Ji Hyun dari kejauhan, datang sambil menepuk bahu Ji Hyun pelan. Ia meringis, seolah-olah ia juga merasakannya.

“Tidurlah.. Jangan membuat hari ini semakin sulit..” Hyuk Min menepuk-nepuk pipi Ji Hyun pelan. Tapi justru malah hal itu membuat mata Hyuk Min membulat lebar.
Air mata itu jatuh dari mata Ji Hyun.. Menelurusi jemari Hyuk Min yang sedang menepuk pipinya dari belakang.
Ji Hyun menggenggam tangan Hyuk Min sambil menatap langit malam.

“Tolong aku..” Ji Hyun menunduk sambil menangis. Tangisnya pecah. Hyuk Min menatapnya penuh rasa penyesalan, tanpa ragu ia memeluk Ji Hyun dari belakang. Setidaknya membuatnya sedikit tenang dari perasaan tertekannya yang cukup hebat.
“Kau akan baik-baik saja.. Aku janji.”
*
Hyuk Min’s Pov
Aku bingung ingin melakukan apa. Aku menatapnya dari jauh yang sedari tadi duduk di balkon sambil menatap langit. Ada beberapa detik kulihat pipinya sedikit tertarik. Aish.. Apa masalahmu dengannya, Ji?
Aku mulai menyibukkan diri dengan membaca majalah, tetapi itu justru malah membuat hasratku tak tertahankan untuk menghampirinya.

“Ayo tidur. Ini sudah malam.” Aku menghampiri sambil menepuk pipinya perlahan. Ia tidak menjawab. Sebelum tahu ia sedang menangis.

Mataku membulat lebar. Seumur-umur aku tidak pernah melihat Ji Hyun menangis, apalagi itu masalah namja. Tidak, tidak pernah. Aku tidak bisa membayangkannya.
Ia menangis dalam diam. Hanya ada beberapa gumaman yang sulit kumengerti keluar dari mulutnya. Kyuhyun.. Ada apa kau sampai membuatnya menangis seperti ini?

“Tolong aku..” Ia berkata lirih sekali. Aku tercengang, aku mulai memeluknya dari belakang. Berusaha agar tidak membuat air matanya keluar sia-sia.

“Tenanglah.. Semua akan baik-baik saja.”
*
Pagi harinya…

“Hei..! Hyuk, bangun!” Ji Hyun menepuk-nepuk pipi Hyuk Min yang tertidur di atas sofa.

“Hmm..” Ia membuka matanya malas-malasan.

“Kenapa?” Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Aku ingin jalan sebentar. Nanti aku kembali lagi, daah!!” Ji Hyun tersenyum sambil berlari kecil ke luar apartemen.

“Yak! Yak! Jijie!!” Hyuk Min ingin mengejarnya, tapi niatnya terhenti di tengah jalan.

“Ah, sudahlah..” Ia kembali jatuh tertidur di atas sofa.

Sementara itu..

Ji Hyun menghirup udara pagi dalam-dalam. Ia membuka matanya sambil tersenyum.
“Mari kita buka hidup yang baru!! YEEAAHHH!!!” Ji Hyun mulai berteriak seperti orang gila di taman- untung saja tempat ini cukup sepi, karena masih cukup subuh.
Ia terdiam sesaat.

“Oke.. Oke.. kita lari sekarang. Hmm.. apa perlu memutari taman yang penuh bunga-bunga itu? Ah ya, tapi bagaimana dengan bebek-bebek itu? Aku ingin melihatnya.. Ehm.. Lebih baik aku ke..” Ji Hyun terdiam sendiri melihat keadaannya.
Sejenak ia berpikir..

“Apa aku saja yang terlalu cemburu?”
Ia menggelengkan kepalanya kuat-kuat kemudian cepat berlari pergi.
*
Kyuhyun’s Place

“Sebaiknya kau tidak melihatnya..” Nara cepat-cepat menarik surat perceraian itu. Kyuhyun mengernyitkan dahinya kesal.

“Hei,” Kyuhyun menjerit kesal.
Kyuhyun terdiam sambil mencari-cari sesuatu di rumah itu. Tidak ada. Surat perceraian itu tidak ada.

“Kau menyembunyikannya?” Tuntut Kyuhyun.

“Tidak.” Ia mengelak cepat.

“Pembohong.” Dengan gerakan cepat Kyuhyun langsung menarik tangan Nara yang tersembunyi di belakang punggungnya. Kyuhyun berdecak kesal.

“Kau tidak perlu-“

Terlambat. Kyuhyun sudah melihat surat perceraian itu. Matanya membulat lebar. Nara diam saja melihatnya. Tapi ada sesuatu hal yang membuatnya berpikir, kenapa Kyuhyun tampak.. tenang sekali? Tidak ada secercah kemarahan yang tergambar jelas di matanya. Tidak.. sama sekali.
Bahkan ia tersenyum.

“Ia salah paham..” Kyuhyun tetap tersenyum sambil merobek-robek kertas itu kasar, sampai membuatnya menjadi serpihan-serpihan kecil. Nara berbalik mengindahkan tatapannya dari Kyuhyun. Ia mulai bergumam.

“Ya.. Ia salah paham,” Nara menarik nafasnya sejenak.

“Kita tidak mempunyai hubungan apapun. Iya, kan?” Nara mengucapkan kata-kata itu dalam dan penuh perasaan- sakit hati.

“Hei, Nara. Bukan maksudku..” Sayang, kemarahan Nara memuncak.

“KAU ANGGAP AKU APA SELAMA INI, HAH? KENAPA DIA YANG MENGAMBILNYA? Kenapa saat aku datang.. kau sudah menikah? Kau lupa janji kita? Kau melupakannya begitu saja? Lalu ingin kau apakan beasiswa yang kau perjuangkan untukku? Ingin kau apakan komet-komet halley yang sempat kau tunjukkan itu? INGIN KAU APAKAN PERASAANKU?!”

“Tidak.. maaf.. Aku..”

“Pergi! Menjauh dariku. PERGI!” Nara berteriak histeris. Kyuhyun menatapnya iba.
Ia berdiri diam disitu sambil menatap Nara yang menahan tangis.

“Tahukah kau.. Bahwa aku dijodohkan?”


*
Flashback (1st version)
April 12 2008

Ji Hyun meremas tangannya kuat. Ia terduduk di atas kasur sambil menangis yang sejak tadi ditahannya. Ini pernikahan yang tidak diinginkannya, pupus sudah harapannya menikah di Miami, beserta kapal pesiar yang cukup meriah. Cinta sejati yang selalu dicarinya akan pergi- lebih tepatnya ia tidak usah mencarinya.

Tok.. Tok..
Seseorang mengetuk pintu dari luar. Sesekali terdengar ia berdecak.

“Ji, sebentar lagi kita akan ke gereja. Bersikaplah yang baik.” Eomma Ji Hyun berkata dari luar pintu. Ji Hyun menarik nafasnya dalam-dalam kemudian menghapus sisa tangisnya, lalu beranjak ke luar kamar.

“Gandeng tangan Appamu.” Imbuh Eomma Ji Hyun tegas. Ji Hyun mengangguk kecil, kemudian perlahan memasuki sedan hitam yang dipersiapkan untuk pernikahannya di gereja.

{Cho Kyuhyun Place}

“APA?! JANGAN BODOH! AKU TIDAK AKAN MAU MENIKAHI YEOJA SEPERTI DIA!” Kyuhyun berteriak frustasi di dalam kamar. Eomma Kyu mengelus dadanya pelan.

“Jangan pernah menyebutkan kata cinta sejati zaman sekarang, Kyuhyun.. Itu percuma.” Eomma Kyu mengelus punggung anaknya pelan.

Kyuhyun mendelik menatap Eommanya marah.

“Bukannya kalian sudah setuju pertunanganku dengan Nara? Dia juga keluarga yang cukup berada, dia pintar, cantik, semuanya! Aku mencintainya, tetapi kenapa kalian malah..” Kyuhyun tak sanggup melanjutkan perkataannya. Ia menjerit kesakitan. Eomma Kyuhyun menggigit bibir bawahnya.

Sebenarnya salah satu alasan Eomma Kyuhyun untuk menikahkan Ji dengan Kyu karena…
Ia tahu bahwa Nara juga sudah dijodohkan dengan Han Hyuk Min.

Appa Nara sudah membicarakan masalah ini jauh-jauh hari saat Nara melanjutkan beasiswanya di Jepang. Nara akan dinikahkan sehabis kuliahnya selesai. Pada saat itulah Hyuk Min akan dipertemukan dengan Nara. Sayangnya, Nara dan Kyuhyun tidak pernah mengetahui masalah itu.
Tidak sama sekali. Membayangkannya saja tidak.
Eomma Kyuhyun menarik nafasnya dalam-dalam.

“Percayakan pada Eomma.”

Flashback (2nd Version)
{Nara’s Place}
August 13 2007

Nara menatap Appanya dengan tatapan tidak senang. Benci sekali.

“Ke Jepang?” Ulang Nara sedikit tinggi.
Appa Nara menurunkan kacamatanya sambil menatap Nara, “Ya. Lusa. Lanjutkan beasiswamu.”

“Apa salahnya di Korea? Bukannya kualitasnya sama saja?” Tuntut Nara tak mau kalah.

“Beasiswa ini bukan pelajaran, Nara. Ini tentang bisnis. Hanya kau penerusku. Dan aku membutuhkan calon kepala cabang di Jepang.”

Mulut Nara terbungkam.

“Bukannya kau sudah berjanji waktu itu?” Appa Nara menegaskan kata-kata ‘berjanji’.
“Tap-tapi.. Kyuhyun.. Dia…”

Brak!

Appa Nara menghempaskan Koran yang sedari tadi dipegangnya. Ia menatap Nara kesal.

“Kyuhyun yang memperjuangkan beasiswa ini untukmu. Apa kau mau menyia-nyiakan segala usahanya? Tidak, bukan? Sekarang kejarlah beasiswa itu.”

Ya, Kyuhyun yang memperjuangkan beasiswa itu. Ia membuatnya supaya kuliah di Jepang karena..
Ia tidak perlu mengetahui dan melihat prosesi pernikahan ini.
Dan selama 4 tahun ia kuliah disana, Kyuhyun berharap agar Nara melupakannya.
Ya, melupakannya.

April 2008

1 tahun lagi. Ya, satu tahun lagi. Nara semakin cepat menyelesaikan proposalnya. Ia ingin secepatnya bertemu Kyuhyun. Ya, harus.

“Hai, Nara. Bagaimana proposalmu?” Sapa Hyuk Min pelan sambil menyejajarkan jalannya di samping Nara.

“Oh tidak, itu benar-benar menyebalkan.” Nara mulai mengeluh. Hyuk Min hanya ber-‘oh’ ria.

“Aku tidak masalah dengan proposal ini. Tapi untuk masalah ekonomi aku masih malas memikirkannya.”
Nara terdiam cukup lama.

“Oh, ya ampun,” Nara mempercepat langkahnya agar cepat sampai ke ruang kelas.

“Aku bahkan bersumpah tidak akan memikirkan hal itu.”

October 16 2008 {10.11 AM}

“Hyuk, kau bisa mengantarku hari ini?” Kata Nara sambil berbisik kecil dengan teman sebangkunya, Hyuk Min. Seongsaenim Park masih menulis di papan tulis.

Hyuk Min menoleh,

“Kemana?”

Tatapan Nara menjadi tampak was-was.

“Ka-“

BUK!

Satu hantaman kapur sukses mendarat di kepala Nara dan Hyuk Min.

“Jangan berbicara pada jam pelajaran saya!” Gertak Seongsaenim Park tegas- sekaligus marah. Hyuk Min mengaduh kesakitan, Nara membenamkan kepalanya sambil sesekali mengumpat.
Nara menoleh sedikit, Hyuk Min meliriknya.

“Bawa aku kabur.”

Hyuk Min membulatkan matanya tidak percaya. Ia menatap Nara mencari jawaban.

“Tidak. Jangan.” Hyuk Min meremas tangan Nara kuat.

“Jangan sekali-sekali memikirkan itu.”

Pertemuan mereka terjadi saat Nara mulai kuliah di Jepang. Mereka menemukan banyak kecocokan, sampai akhirnya mereka berteman dekat. Bahkan Hyuk Min pun tahu kenapa Nara sangat menentang Ayahnya. Dan Nara pun tahu mantan Hyuk Min siapa, setiap kali Nara membicarakannya, Hyuk Min selalu bersemangat, seolah-olah.. Mereka masih berpacaran. Tahu itu siapa?
Jo Ji Hyun.

{11.45 AM}

“Aku pulang,” Ucap Nara malas. Tidak ada jawaban, yang terdengar hanya suara ribut di ruang tamu. Nara melongo melihatnya, disitu Appa Nara sedang mengobrol dengan keluarga Hyuk Min, tampaknya serius sekali.

“Ah, kau sudah pulang.” Ucap Appa Nara ramah. Nara mengangguk singkat. Ia melongok sedikit lagi, tampak Hyuk Min ada disana. Mata mereka bertemu, dan tampak kelihatan jelas perasaan lega di mata Hyuk Min.

“Duduk disini.” Ucap Eomma Hyuk Min lembut. Nara mengangguk lagi sambil berjalan mendekat.

“Nah, kita sudah sepakat.” Ucap Appa Hyuk Min semangat.

“Apa?” Ucap Nara dan Hyuk Min bersamaan.

“Kompak sekali..” Gumam Eomma Hyuk Min sambil sedikit tersenyum.

“Kalian berdua dijodohkan.”
*
October 17 2008

“Appa.. Yang benar saja?” Suara Nara semakin tinggi terdengar. Appa Nara mengangguk.

“Kyuhyun.. Bukannya Appa sudah menyetujui pertunangan kami? Kenapa?” Tubuh Nara bergetar menahan tangis.

“Nara, tenanglah. Appa tidak sejahat itu. Appa memberimu dua pilihan.”

“Apa?”

“Yang pertama, lupakan dia dan segera menikahi Hyuk Min. Atau.. Appa memberimu kesempatan sehabis selesai kuliahmu, kau boleh pulang ke Seoul. Hanya tiga bulan. Kalau kau berhasil membawanya kesini, pernikahan itu dibatalkan.”

“Aku akan segera menyelesaikan kuliah ini.”
Sayangnya, itu tidak semudah apa yang dipikirkan Nara. Karena dia terlambat, dia sudah menikah.
*
April 14 2008

Ji Hyun menatap Kyuhyun sedikit.. tegang. Kyuhyun menoleh menatapnya.

“Hei, Kyuhyun. Boleh aku bertanya?”

“Apa?”

“Apa kau sedang menunggu seseorang akhir-akhir ini?”
Kyuhyun tidak menjawab. Ji hanya mengangguk.

“Aku tidak akan mengganggu kalian. Tenang saja.”

Dan Ji Hyun menepati perkataannya, Ia tidak mengganggu mereka ketika Nara kembali datang ke kehidupan mereka.
*
{Han Hyuk Min’s Place} 18 August 2009

“Kau dapat beasiswa dimana?”

Hyuk Min menoleh menatap Nara.

“Di Italia.”

“Oh, kapan kau berangkat?”

“Dua bulan lagi. Kau?”

“Bukannya sudah kubilang aku akan ke Korea?”

Hyuk Min tertawa.

“Oh, hahaha.. Mengejar cinta pertamamu? Kalau begitu semoga sukses.” Hyuk Min mempercepat langkahnya meninggalkan Nara. Nara terpaku di tempatnya.

“HEI! KAU TIDAK MENOLAK PERJODOHAN INI?!” Teriak Nara keras. Langkah Hyuk Min terhenti beberapa meter di depannya, Hyuk Min berbalik.

“Hanya jangan lupakan untuk bernafas.”

Setelah itu Hyuk Min langsung pergi. Dahi Nara mengernyit, “Apa maksudnya?”
*
November 03 2009
{Ji Hyun’s Pov}

Baiklah, jangan berusaha mencintainya, Ji. Nanti kau akan sakit hati. Aku mengucapkan kata itu berulang kali di dalam hati.

“Nam Geul!!! Apa kau tidak memasak hari ini? Aku lapar sekali…” Kyuhyun tiba-tiba saja berteriak dari dalam kamar.
Yak!!! Itu menyebalkan!! Nam Geul! Nam Geul! Sungguh.. Nama itu jelek sekali.

“Aku sedang membuatnya. Jangan banyak bicara!” Aku menghela nafas berat.
Setelah makanan siap, aku menaruhnya di dalam bekal. Kemudian berjalan ke dalam kamar.
Kyuhyun tersenyum, seperti anak-anak saja. Aduh.

“Bawa ini ke dorm.” Aku menyerahkan sekotak bekal itu kepadanya. Ia terkikik girang. Huek.

“Kau mau kemana?”

“Tidak ada.” Aku berlalu pergi dari hadapannya.

“Oh?”

Apa itu?

“Sudah-sudah! Sana pergi!!!” Aku berbalik sambil mendorong tubuhnya ke luar kamar.

“Yak! Yak!!”

Terlambat, aku sudah menutup pintu kamar itu. Saat kudengar tidak ada ribut-ribut lagi, aku mulai memejamkan mata- berharap agar aku tidak mencintainya. Kumohon, jangan. Karena aku tahu ia masih mencintai perempuan lain.
*
{Nara and Kyu’s Place}

“Ja.. Jadi?” Kyuhyun bingung harus menjelaskannya bagaimana. Rasanya terlalu sulit untuk diekspresikan.

“Ya, aku dijodohkan. Dan aku kembali kesini untuk menemuimu, tapi kau sudah..” Nara tak sanggup melanjutkan kata-katanya. Ia mundur beberapa langkah menjauhi Kyuhyun.

“Pikirkan. Dua minggu lagi aku akan kembali. Pilih, aku atau.. Ji Hyun?”
*
{Ji Hyun’s Pov}

Aku menghirup udara pagi di taman kota. Rasanya.. mententramkan. Aku tidak tahu kenapa, rasanya ada banyak sekali perubahan disini selama aku meninggalkannya. Verona, kota cinta. Mungkin nanti sore aku akan mengajak Hyuk Min kesini. Aish, anak itu. Tetap tidak berubah.

“Hah.. Hah.. Jae! Kenapa kau lari cepat sekali?!” Aku terpaku di tempat saat menyadari ada orang berbicara di belakangku. Aku berbalik menghadapnya.

“Hyuk Min? Sedang apa kau disini?”
*

“Kenapa? Tidak kerja hari ini?” Tanyaku sambil meminum coffe latte di kedai dekat sini.

“Yak! Baboya! Ini hari minggu, tolol.” Ucapnya sambil memukul kepalaku pelan.

“Oh iya, ya.. Hehe.. Mian.” Ji tersenyum sambil menatap Hyuk Min. Mata Hyuk Min seketika membulat lebar, hampir saja cokelat yang diminumnya dikeluarkannya kembali.

“Sejak kapan kau mengucapkan kata maaf? Ternyata Kyuhyun mendidikmu dengan baik.. hahaha!!” Hyuk Min tertawa sambil menepuk-nepuk kepala Ji Hyun pelan.

“Mendidik apanya?? Dia itu MENYIKSA~” Ji Hyun menjitak kepala Hyuk Min sedikit keras.

“He? Kalau begitu kenapa aku tidak mengambilmu dari dia saja, ya? Padahal aku sudah menyiapkan diri matang-matang saat itu..” Hyuk Min tersenyum aneh. Ji ternganga melihatnya.

“Mungkin suatu saat..” Ji Hyun bergumam kecil sambil menghirup uap panas dari coffe latte pesanannya.

“O ya, Ji.” Hyuk Min menoleh menatap Ji Hyun yang tengah melamun.

“Apa?”

“Kapan-kapan kita ke Quin Quare, yuk! Aku sudah lama tidak kesana..” Hyuk Min tersenyum manis.

“Ha?”

“Quin Quare?”
*

“Sekarang pilih, aku atau Ji Hyun?” Nara berkata mantap. Dahi Kyuhyun mengernyit melihatnya.
Nara sama sekali tidak peduli urusan Kyuhyun dengan Ji Hyun. Bahkan kalau perceraian bisa membuat Nara kembali pada Kyuhyun dia akan memaksa Kyuhyun menandatangani surat itu. Hatinya sudah terlanjur membeku.
Kyuhyun menarik nafasnya dalam. Sesekali terdengar geraman kecil di sela-sela giginya. Ia melangkah mendekati Nara kemudian menyambut tangannya.

“Ikut aku. Disana aku akan memberimu pilihan.”
Nara bangkit berdiri, mengikuti Kyuhyun. Kyuhyun berbalik menatap Nara.

“Aku harap kau tidak sama bingungnya denganku.”
Dan Nara terdiam. Mulai menerka apa maksud perkataan Kyuhyun.
*
Tepat jam 10 malam. Tetapi mobil Kyuhyun terus berjalan, sampai di perbatasan kota Seoul. Mobil Kyuhyun menepi. Ia mematikan mobilnya kemudian membukakan pintu untuk Nara. Nara yang bingung hanya menurut tidak mengerti.

“Kita kemana?” Tanya Nara pelan. Kyuhyun menunduk menatap Nara sambil tersenyum.

“Kita kesana.” Kyuhyun menunjuk ke arah pantai yang entah bagaimana bisa ada disana. Nara mengangguk.
Tetapi sebenarnya, mereka melewati pantai itu. Yang ditunjuk Kyuhyun bukanlah pantai itu, tetapi sungai kecil di dekat hutan dan rawa kecil.
*
“Nah, coba kau duduk di bangku itu.” Kyuhyun menunjuk bangku kecil yang tak jauh dari sungai dangkal.
Nara sedikit ragu, tetapi akhirnya dia duduk disitu. Ia menoleh ke kanan-kiri, tempat ini gelap sekali. Nara mengigit bibir bawahnya.

Perlahan, Kyuhyun berjongkok di bawah bangku itu. Kemudian Kyuhyun tersenyum tipis.

“Apa yang kau rasakan saat kau berada disini?” Tanya Kyuhyun kalem. Nara menoleh takut-takut. Sedikit gagu untuk membuka mulutnya yang terkatup rapat.

“Gelap… Mungkin..” Ungkap Nara pelan. Ia menunduk menatap Kyuhyun.
“Sudah kuduga..” Kyuhyun berbisik untuk dirinya sendiri.

“Kyuhyun.. Ayo pulang.. Kita bicarakan di tempat lain..”

“Aniyo. Kau harus menjawab pertanyaanku. Sekarang, apa yang pertama kau lihat pertama kali?” Tanya Kyuhyun lagi. Nara terdiam sambil memutar otaknya.

“Ng… Air..?”

Kyuhyun terdiam lalu tersenyum kecut.

“Dan di antara kedua itu.. Yang mana yang akan kau pilih?”

Nara tidak menjawab. Kyuhyun bangkit berdiri kemudian duduk di sebelah Nara.

“Lihat, air itu, bahkan di kegelapan seperti ini dia masih jernih. Dia mengalir; bening. Dia indah, dia istimewa disini, walaupun disertai kegelapan yang mungkin akan membuatnya tidak terlihat. Sedangkan gelap yang ada disini.. Menyertai air itu.. Pernahkah kau berpikir, Nara-ya? Andaikan saja tempat disini sangat terang, air itu bukan menjadi objek yang pertama kali kita kagumi disini. Sebenarnya, kegelapan itulah yang jauh lebih istimewa dari air ini. Kegelapan ini.. Bahkan bisa mendatangkan cahaya yang hanya bisa kita rasakan.”
Dahi Nara mengernyit, mulai mencerna maksud dari perkataan Kyuhyun.

“Dan.. Apa kau melihat rawa itu?” Kyuhyun menunjuk ke rawa kecil.. Anehnya, disana malah ada banyak kunang-kunang. Padahal.. Tempat itu sepertinya mengerikan.

Nara mengangguk singkat. Kyuhyun menarik nafasnya perlahan.

“Rawa ini kecil, tempat yang menakutkan, berlumpur kotor. Menumbuhkan berbagai macam tumbuhan yang tidak sembarangan bisa kita sentuh. Tapi.. Apa kau melihat sesuatu?”

“Ne? Ah, ya.. Kunang-kunang itu..”

Kyuhyun terkekeh. Ia menepuk-nepuk kepala Nara pelan.

“Kau terlalu terpaku kepada keindahan, Nara. Aku sempat membawa Ji Hyun kesini. Dan kau tahu apa yang dikatakannya?”

Nara menggeleng. Menurutnya yang paling istimewa dan membuat rawa itu istimewa hanyalah kunang-kunang itu.

“Titik-titik air itu. Yang menggenangi daun talas.”

Dan Nara mulai mengerti apa yang dimaksud Kyuhyun.
*
19.00 PM (Italia)

“Jadi ini yang namanya Quin Quare? Sejak kapan bangunan ini ada? Besar sekali.. Membuat sesak saja..” Entah ini sudah keberapa kalinya Ji Hyun mengomel. Mungkin Hyuk Min sudah menulikan telinganya. Hyuk Min memberi Ji Hyun satu hot chocolate tanpa menatapnya. Ji Hyun mengambil saja.

“Aku bosan~~ Pulang~” Yup, merengeklah terus, Jo Ji Hyun. Hyuk Min berhenti kemudian menatap Ji Hyun dengan tatapan sulit diartikan.

“Ji. Lebih baik kau pulang. Selesaikan masalahmu sana. Aku tidak suka melihatmu berpura-pura seperti itu.” Hyuk Min menunduk menatap Ji Hyun yang terdiam seribu
bahasa.

“Apa?” Ji Hyun balik menoleh kemudian tersenyum.

“Aku baik-baik saja Hyuk.. Masalah apa?”

Hyuk Min ingin rasanya meremas otak Ji Hyun itu karena saking bodohnya ia berkelit.

“Jangan lari dari masalahmu, bodoh. Aku tidak tahu kau ada masalah apa dengan Kyuhyun atau siapalah namanya, tapi kau harus menyelesaikannya. Kau tidak bisa berbohong denganku, Ji hyun-ssi. Aku sudah mengenalmu 4 tahun belakangan ini. Dan satu lagi, sejak kapan kau lupa Quin Quare? Ayolah, kau pulang saja. Aku sakit melihatmu seperti ini..”

Hyuk Min dengan sigap menarik tangan Ji Hyun ke luar dari gedung.

“Lepas! Hyuk, lepas! Apa maksudmu seperti ini? Aku baik-baik sa-“

“Tutup mulutmu. Aku akan mengantarmu pulang ke bandara. Kalau kau sudah selesai dengan masalahmu baru kau boleh ke sini.”

“YA! HAN HYUK MIN! LEPASKAN AKU!” Ji Hyun menggeram tajam lalu menghempaskan tangan Hyuk Min dari pergelangan tangannya. Hyuk Min berhenti, Ji Hyun mengatur nafasnya yang tidak beraturan. Mereka tidak peduli sekarang mereka ditatap banyak orang. Apalagi menggunakan bahasa asing yang tidak dimengerti.

“Ji Hyun-ssi, apa kau ingat? Kau hampir tidak pernah merengek, kau mandiri, kau selalu menurut apa yang aku katakan. Dan satu lagi, bukannya kau benci Hot Chocolate? Dan sejak kapan kau suka Ice Cream?”

*

Han Hyuk Min’s Pov

Aku tidak habis pikir dengan anak ini. 4 tahun yang lalu dia pergi meninggalkanku sambil menangis dan memohon-mohon, sekarang dia datang lagi dengan cara yang sama. Bukan maksudku secara langsung, tapi itu tergambar jelas dimatanya. Padahal aku sudah bersusah-payah melupakannya, tapi entah anak ini..

Aku memang tidak memiliki rasa apapun lagi dengannya, walaupun pancaran matanya itu masih memikatku. Tidak lebih. Aku tidak mau lagi mengingat-ngingat luka lama itu. Sudah cukup aku depresi berbulan-bulan, aku tidak ingin lagi. Aku sudah melepaskannya dengan baik saat itu, tapi kenapa dia sekarang malah..

Terakhir kali aku bertemu dengan Cho Kyuhyun, dia anak yang populer dan sukses. Tidak hanya itu, dia juga ramah dan baik hati, tentu saja perhatian dengan Ji Hyun. Yah, walaupun aku tahu, dia memang masih menyukai orang lain, tapi dia lebih menghormati orangtuanya dibandingkan cintanya sendiri. Mungkin itu salah satu alasan dia menikahi Ji Hyun.

Satu lagi, alasanku rela melepaskannya karena saat aku melihat senyum tulus itu merekah dari bibirnya, dan saat aku melihat pancaran matanya yang berbinar, aku semakin yakin bahwa keputusanku untuk melepasnya adalah benar.

Ck. Aku tidak peduli dengan namja itu. Sekarang yang aku pikirkan adalah yeoja ini, kenapa dia kabur seperti itu? Dan ia sama sekali tidak mau bercerita. Saat kutanya, ia hanya bergumam dan tersenyum. Bodoh, memangnya aku bisa ditipu dengan cara seperti itu? Terlihat sekali kau itu sangat menyedihkan sekarang, Ji. Dan itu sangat menyebalkan.

Aku melirik menatapnya yang sedang cemberut sedari tadi. Mana aku mau melihatnya disini sambil berpura-pura tertawa seperti itu? Lebih baik aku membawanya pulang ke Seoul.

“Sebenarnya kau kenapa?” Tanyaku pelan. Dia tidak menjawab, lama sekali.

“Tidak ad-“

“Kau itu pembohong yang buruk, Ji.”

Terlihat jelas mulutnya berkomat-kamit.

“Cho Kyuhyun berpura-pura berpacaran dengan Nara untuk menjaga pamor.” Ia mengatakan itu lugas dan tanpa hambatan. Aku menganga takjub, heb-

Tunggu..

“Nara?” Aku menajamkan pendengaranku. Astaga, mana mungkin.

“Ne. Wae? Kau mengenalnya?” Ia menoleh sambil tersenyum. Ya Tuhan, ia menangis.

Ia berbicara lagi sebelum aku sempat menjawab.

“Aku bukannya cemburu, Hyuk. Aku tahu akhir-akhir ini mereka tidak sedekat dulu. Aku tahu itu. Tapi aku juga tahu mereka sempat berpacaran cukup lama dan hampir bertunangan. Aku takut Kyuhyun mencintai yeoja itu lagi. Aku.. Aku.. Aku merasa.. Dia menjadi.. bimbang, sejak kehadiran.. Nara,.. lagi.”

Aku tidak menyangka menjadi serumit ini.

Aku tersenyum getir sambil menatap matanya, aku tidak tahu kenapa, tapi tanganku bergerak sendiri menggenggam tangannya yang bergetar.

“Aku mengenalnya…”

“Aku mengenal Nara.” Lanjutku lagi.

*
Seoul, Korea (Road to Los Angeles)

“Jadi, kau sudah bisa memilihnya?” Tanya Kyuhyun disela-sela kerumunan orang di bandara.

Nara menggeleng lemah. Tapi sejenak ia berkata,

“Kau tidak.. Mengejar Ji Hyun?” Gerakan tangan Kyuhyun berhenti sejenak saat ia hendak mengurus paspor. Ia berbalik kemudian tersenyum halus.

“Dia sudah dewasa, dia mengerti apa yang harus ditanggungnya. Lagipula..” Tangan

Kyuhyun mulai cekatan mencatat sesuatu di paspor.

“Aku yakin Hyuk Min akan membawanya pulang ke Seoul.”

Nara terdiam. Kemudian menganga lebar tak percaya.

“Kau mengenalnya?”

“Tentu saja. Aku masih ingat saat itu, saat Ji Hyun hendak kabur menjelang pernikahan kami. Karena Hyuk Min tidak menepati janjinya mendatangi Ji Hyun untuk terakhir kali, dia malah pergi ke Jepang tanpa pesan apapun. Haah.. Aku masih ingat Ji Hyun depresi berat saat itu.”

(Hear that song, Keliru by Ruth Sahanaya)

“Lalu?” Nara mulai sibuk mendengarkan.

“Yah.. Begitulah. Tapi pada akhirnya dia mencintaiku juga.. Hahaha.. Bodoh, ya?”

Kyuhyun tertawa miris. Tanpa banyak bicara ia menarik tangan Nara keluar dari loket.

“Ah.. Maaf.. Aku tidak tahu akhirnya ak-“

“Ya!” Kyuhyun membentak Nara sedikit keras.

“Tidak ada yang salah disini. Kau hanya perlu bernafas, kemudian semua akan baik-baik saja.”

Nara lagi-lagi membelalak kaget, kata-kata itu…

“Hanya jangan lupakan untuk bernafas..”

“Tidak, jangan.. Jangan pernah melakukan itu lagi..”

Ya Tuhan..

Nara mengatupkan mulutnya rapat-rapat. Ia terisak sendirian. Kyuhyun menoleh kemudian dahinya mengernyit.

“Kau.. Menangis?” Tanya Kyuhyun seolah tak percaya. Karena seumur-umur Kyuhyun tidak pernah menemukan yeoja di depannya ini menangis.

Nara tidak menjawab. Ia menunduk.

“Aku.. Aku.. Aku salah.. Maaf- Maafkan aku..” Nara masih berdiri sambil menangis.

Kyuhyun tersenyum lembut sambil mengusap kepalanya. Dengan satu gerakan cepat Kyuhyun menarik Nara kedalam pelukannya.

“Terima kasih sudah bisa mengerti, Nara. Aku benar-benar menghargainya..” Kyuhyun menepuk-nepuk kepala Nara pelan lalu tersenyum lagi.

“Lagipula sebenarnya, aku senang kok kau kembali. Soalnya tidak ada yang cerewet dan suka teriak-teriak seperti dulu.. Haha.” Kyuhyun tertawa pelan. Nara tidak menghiraukan perkataan Kyuhyun, ia masih sibuk dengan rasa bersalahnya sendiri.

*
Italia, 20.00 PM

Ji Hyun menoleh, kaget. Tapi ia hanya diam. Tidak bergeming.

“Aku merasa lebih baik..” Gumam Ji Hyun kecil. Seutas senyum kecil tersungging dibibirnya, ia mengucek matanya perlahan.

Yah, walaupun Hyuk Min tahu, senyuman itu jelas-jelas bohong.

“Kita pulang?” Tanya Hyuk Min hati-hati. Sesekali ia melihat kea rah jalanan.

“Ke Seoul?” Ulang Hyuk Min lagi.

Ji Hyun menggeleng lemah,

“Kalau kau bisa.. Antar aku ke Los Angeles… Ya.. Aku harus menyelesaikannya seperti katamu tadi, Hyuk..” Ji Hyun tersenyum. Hyuk Min ikut tersenyum.

“Semua akan baik-baik saja..”

-TBC-
Disclaim: Tidak ada NC!! Aku hilangkan!! Ga cocok ceritanya sih.. kkk~~
2 part lagi selese gak ya?? ^o^
Utang gw lunas yooo!
Kalau ada yang ngebingungin, tanya aja ya.. ^^
Mian kalo banyak typo..

23 Komentar (+add yours?)

  1. lee hana
    Jun 03, 2011 @ 15:05:58

    hahahahahaha…….
    terbit juga…
    baca dulu ya Saeng….
    ntar baru koment ok??
    im first??
    ^^

    Balas

  2. lee hana
    Jun 03, 2011 @ 15:29:50

    Yeeyyyy…
    aku senang akhirnya Kyu mutusin juga….
    aigoo~
    dua part lagi ya..
    BTW kirain Kyu bakal ngamuk2 ternyata…

    ok aku tunggu lanjutan nya ya..
    Gomawo~

    Balas

    • Kyu_Jae
      Jun 04, 2011 @ 09:59:06

      Ga bakal ngamuk-ngamuk…
      Kyuhyun disini tipenya baik, ramah, dan penyayang sama kaya authornya…
      kkkkk~~
      KAYAKNYA dua part lagi sih…
      Tapi ga tau juga~~
      Udah mau selese tuh~~
      😀
      Ne, cheon.. ~~

      Balas

  3. Lee Hye Joon
    Jun 03, 2011 @ 16:07:11

    kyyyaaa…..
    akhirnya setelah sekian bulan menunggu,,,,,,*lebay*

    hhmmmm,,,keren banget….

    gimana sebenarnya sich perasaan kyu tuh…???
    bingunggg…..

    di tungggu kelanjutan part selanjutnya, atuthor…..
    semoga ceritanya lebih menyentuh….

    n pesan buat kyu, yang konsisten dong, pilih salah satu dari mereka….

    kasian kan!!!!!
    chingu, kudu bikin Happy ending donkkkk…….WAJIB!!! *di timpuk author’y*

    Balas

    • Kyu_Jae
      Jun 04, 2011 @ 10:01:44

      Hahaha~~
      Perasaan Kyu?
      Ntar ya, bikin khusus Kyu pov-nya habis selese bikin sequel.. *ups.. ketahuan! XD*
      Kurang nyentuh, ya?
      Memang feelnya kurang dapet gitu, soalnya bikinnya putus-putus sih..
      Jadi pas mau ngelanjut ga nyesuain dulu dengan perannya..
      XD

      -ne!! Kyuhyun banyak bacot ahh~~ :P-
      Kayaknya sih happy ending tapi penuh dengan ke-sad ending-an..
      kkk~

      Balas

  4. Lee Hye Joon
    Jun 03, 2011 @ 16:14:54

    chingu,boleh kritik nggak?????

    ko feel’y kurang dapet sichhh…..

    Balas

  5. Putrianty
    Jun 03, 2011 @ 16:16:31

    Asyiknya bisa komen ^^
    makin seru nih, saya setuju kalau ga ada NC.y … Hhe
    soalnya kalau NC suka males minta PWnya saya .. Hhe

    Balas

  6. merryjane
    Jun 03, 2011 @ 17:03:48

    waaaaaaaaaaahhh.. akhirnyaa, udah lama nunggu nih oen..
    tiap hari ngecek terus udah di publish apa belon.. akhirnyaaaa..
    rumit juga ceritanya ya oen.. jujur aku kurang nangkep maksud yg kyu bawa nara k pinggir rawa itu..
    *apa aku aja yg kurang ngerti ya?? hehe
    kapan lg next part nih oen?? pengen cepat2 selesaaiii

    Balas

    • Kyu_Jae
      Jun 04, 2011 @ 10:03:45

      Hahahaha~~
      Kasian kamu!
      kkkk~
      Gini lo,,
      gelap = Ji Hyun
      rawa = nara
      air = kyuhyun.
      coba baca ulang deh~
      biar ngerti~
      ^_^
      kunang2 = keegoisan.

      Balas

  7. Taehee
    Jun 03, 2011 @ 18:31:47

    Bru sempet comment dsini ><
    Reader baru nih , daebak ffnyaa ^^
    Ikut degdegan bacanyaa .
    Kasian jg nara nyaa TT
    D tnggu lanjutan ny 🙂

    Balas

  8. Deaa
    Jun 04, 2011 @ 07:42:29

    Author, Q mau tanya !!!
    Kyu ama Nara lagi ngpn ya??sebenernya kyu milih Ji atau Nara ???
    Mian ya..pertanyaanku byk….,

    Pokok.a harus happy ending, cz Q kasian ama Ji, Kyu ama Ji aja donk..gak tega nih ama perjuanganya Ji yg berusaha ngerelain Kyu ama Nara..
    Next part ASAP ya !!!!!!!!!!!!!

    Balas

  9. tyfanny
    Jun 04, 2011 @ 14:36:04

    author bikin squel kyu pov donk*reader g tau diri
    ceritanya keren
    akhirnya kyu milih juga ^^

    Balas

  10. meyna080591
    Jun 05, 2011 @ 13:43:35

    akhirmyaaaaaaaaaaaaaaa……
    merdeka jga….
    hehhe…
    kirain bkal terjadi perang dunia ke3….

    Balas

  11. Kwan Chanra
    Jun 10, 2011 @ 23:21:24

    Reader bru nih.,
    smpet deg2an bc nya.,

    sori bc nx telat hehe3x. .
    Dr pd g’ sm skali.
    D tggu next part nya y onn.,

    Balas

  12. jushaha
    Jun 24, 2011 @ 10:13:59

    onnie next part nya kapan ya?
    cepetan dong

    Balas

  13. anglikaKyu
    Jul 14, 2011 @ 17:50:00

    tlg cpt yg part 11.. jeballl ceritanya…. mantap!

    Balas

  14. Wi.IkKyuINi
    Jul 22, 2011 @ 15:25:34

    hemmm.. b6us b6t ffnya.. Msk td da y6 bl6 kurn6 nyentuh.. Pi mnr q.. Dh b6us kk.. Q pek nan6is.. Hihik..
    kasian ji hyun.. Pi q prcya pd kyu.. Psti bkln n6elakuin y6 trbaik dn 6′ bakln nyia”in ji hyun.. pek nan6is.. Hihik..
    kasian ji hyun.. Pi q prcya pd kyu.. Psti bkln n6elakuin y6 trbaik dn 6′ bakln nyia”in ji hyun..

    Balas

Tinggalkan komentar