About My Life With My Husband, Cho Kyuhyun Part X

Backsound: ^Nara’s Strories^: Keliru – Ruth Sahanaya (Trust me, this song so good for this part)
^Ji Hyun’s Stories^: Back To December – Taylor Swift
^Kyuhyun’s Stories^: 7 Years Of Love

Sampai kapanpun kau tak mengerti..
Apa yang kurasakan saat ini..
Sampai kapanpun kau tak mengerti..
Sedih yang tak sempat terucapkan..
Tidakkah kau tahu?
Cintaku justru lebih besar dari dia..
Tapi kenapa..
Kenapa kau tetap memilihnya?

Nara’s Pov

Kebencian ini semakin tak tertahankan. Aku ditinggal sendiri olehmu. Aku dianggap patung tidak berguna- menunggu tempat yang lebih pantas. Apa kurangnya aku? Apa kurangnya aku sampai-sampai kau bisa menjadi seperti ini.. Hanya karena dia?
Aku membencinya, Cho Kyuhyun… Aku membencinya..

“TIKETNYA. SEKARANG.” Bentak Kyuhyun hebat lewat telefon. Aku menarik nafas panjang-panjang. Aku sendiri tidak mengerti, disamping segala kemarahannya ini, ia masih bisa melihatku. Membuatku ada di tempat ini. Ia membuatku hidup dengan caranya sendiri. Buktinya saja.. Ia yang membawaku ikut bersamanya sekarang.

Aku menatap lewat jendela mobil sedikit takut, meskipun aku sudah memakai sabuk pengaman, tidak membuat sedikitpun ketakutanku berkurang. Aku melirik Kyuhyun lewat ekor mataku, pandangan matanya lurus dan dingin. Belum lagi ia menyetir seperti kerasukan. Berkali-kali aku mendengar ia menggeram.
Rasanya bukan waktu yang pas untuk mengatakan beberapa kata atau apasajalah yang membuat suasana tegang ini mencair. Mengucapkan kata hai? Itu wanita-idiot-yang-pernah-ada.
Tapi.. Satu kalimat darinya yang sukses membuatku menganga lebar…

“Kau sudah makan?” Ia menoleh ke arahku sambil menatapku was-was. Tutur katanya tiba-tiba melembut, hanya ada secercah rasa cemas dari penuturan yang ia ucapkan. Dan itu sukses membuatku menganga lebar, bisa-bisanya ia yang tadi sedang emosi hebat menjadi seorang Kyuhyun yang lembut dan penuh rasa khawatir? Astaga.

“Sudah.” 100% berbohong.
Ia terdiam kemudian kembali menatap ke arah jalanan. Tanpa melirikku sedikitpun. Ia mulai membuka dashboard mobil kemudian hal itu kembali membuatku menganga.
Ada banyak cemilan di dalam sana.

“Ambillah kalau kau mau.” Imbuhnya cepat. Aku terdiam sambil menatapnya tak percaya.
Dengan ragu aku mulai mengambil satu cemilan di dalam sana, tapi.. Tangan Kyuhyun mencegatku. Tanpa banyak bicara ia langsung mengambil roti isi kemudian menaruhnya di tanganku lalu meremasnya. Ia menatapku penuh rasa bimbang, takut dan cemas.

“Tolong aku..” Lirihnya sangat pelan. Sampai-sampai aku tidak yakin apa aku mendengarnya tadi. Kyuhyun menatapku lemah, dari situ aku tahu.. Ia memang benar-benar tersiksa.
Aku menghirup udara segar. Lalu menghembuskannya perlahan.

“Tenang saja, ia akan memaafkanmu.”
Sungguh, aku tidak sadar aku mengatakan itu.
*
“Akan tiba saatnya dimana kita harus berhenti mencintai seseorang. BUKAN karena orang itu berhenti mencintai kita. Melainkan, karena kita menyadari bahwa; orang itu akan lebih berbahagia apabila kita melepaskannya.”

Ji Hyun’s Place

“Babo Nam Geul! Namamu jelek,, hahaha!! Tapi aku menyukainya..”

Siapa suruh kau membuat nama aneh seperti itu?!

“Mana ada orang seperti kau di dunia ini. Kalaupun ada rasanya itu tidak mungkin..”

Benar. Karena aku yeoja yang sangat hebat. Hmm.. ^^

“Tunggu dulu! Itu masih dingin, Geul!”

Siapa bilang aku yang memakannya? Itu milikmu!

“Bodohnya.. Di cuaca sedingin ini tubuhmu masih terasa hangat..”

Cho Kyuhyun.. Aku memang memperbolehkanmu berkata hal yang romantis, tetapi tidak dengan cara seperti ini!

“Kenapa aku mencintaimu? Rasanya sulit untuk dijelaskan. Mungkin kapan-kapan akan kuberitahu alasannya.. ^_^”

Memangnya ada cara untuk menjelaskannya?

“Kenapa aku menyukai wanita bodoh, ceroboh, aneh, dan gila sepertimu?”

Karena aku yeoja yang paling hebat di muka bumi ini. Iya, kan?

“Jangan menatapku! Rasanya semakin sulit kalau kau menatapku..”

Aaaaa~~ Cho Kyuhyun!!

“Aku mau minta apa? Aku ingin meminta cintamu.. LOL”

Rasanya sudah semua kuberikan. >.<

“Dan jangan tersenyum! Itu membuatku gila!”

Kalau begitu aku akan membuatmu sinting.. ^__^

“Starcraft atau kau? Rasanya aku lebih memilihmu, soalnya starcraft tidak cerewet, tidak manja, tidak bisa tertawa, tidak bisa kucium dan kupeluk. Hehehe..”

Itu namanya mencari kesempatan dalam kesempitan, Cho Kyuhyun!

“Sudah kukatakan, kau milikku, jangan melihat orang lain!”

Mana bisa aku melihat orang lain, aku sudah buta oleh celotehanmu!

“Kenapa sweaternya harus pink? Aku tidak suka..!”

Tapi ketika kuberikan ke Sungmin kau malah marah-marah.. ==”

“Maaf, aku sibuk- aku hanya bisa memberikanmu ini, maaf.”

Aku tidak membutuhkan apapun kok. Aku sudah cukup senang melihatmu saja. Haha~ ^_^

Apa sekarang zamannya wanita yang menggombal?

“Kenapa kau tidak pernah mengucapkan kata ‘aku mencintaimu’ padaku, Geul?”

Karena rasanya setiap aku akan mengatakan itu kau selalu ingin menerkamku!

Jika waktu dapat diulang, aku akan mengucapkan kata ‘aku mencintaimu’ berulang kali, atau mungkin jutaan kali. Rasanya sesak ketika ingat aku belum mengucapkan itu.

Ji Hyun tersenyum lirih mengingat kejadian-kejadian yang terulang di dalam memori otaknya. Ia membisu sambil menatap langit. Kemungkinan-kemungkinan yang dominan.. Kenangan-kenangan itu rasanya semakin sulit untuk dilupakan.
Hyuk Min yang sedari tadi diam di belakang sambil menatap Ji Hyun dari kejauhan, datang sambil menepuk bahu Ji Hyun pelan. Ia meringis, seolah-olah ia juga merasakannya.

“Tidurlah.. Jangan membuat hari ini semakin sulit..” Hyuk Min menepuk-nepuk pipi Ji Hyun pelan. Tapi justru malah hal itu membuat mata Hyuk Min membulat lebar.
Air mata itu jatuh dari mata Ji Hyun.. Menelurusi jemari Hyuk Min yang sedang menepuk pipinya dari belakang.
Ji Hyun menggenggam tangan Hyuk Min sambil menatap langit malam.

“Tolong aku..” Ji Hyun menunduk sambil menangis. Tangisnya pecah. Hyuk Min menatapnya penuh rasa penyesalan, tanpa ragu ia memeluk Ji Hyun dari belakang. Setidaknya membuatnya sedikit tenang dari perasaan tertekannya yang cukup hebat.
“Kau akan baik-baik saja.. Aku janji.”
*
Hyuk Min’s Pov
Aku bingung ingin melakukan apa. Aku menatapnya dari jauh yang sedari tadi duduk di balkon sambil menatap langit. Ada beberapa detik kulihat pipinya sedikit tertarik. Aish.. Apa masalahmu dengannya, Ji?
Aku mulai menyibukkan diri dengan membaca majalah, tetapi itu justru malah membuat hasratku tak tertahankan untuk menghampirinya.

“Ayo tidur. Ini sudah malam.” Aku menghampiri sambil menepuk pipinya perlahan. Ia tidak menjawab. Sebelum tahu ia sedang menangis.

Mataku membulat lebar. Seumur-umur aku tidak pernah melihat Ji Hyun menangis, apalagi itu masalah namja. Tidak, tidak pernah. Aku tidak bisa membayangkannya.
Ia menangis dalam diam. Hanya ada beberapa gumaman yang sulit kumengerti keluar dari mulutnya. Kyuhyun.. Ada apa kau sampai membuatnya menangis seperti ini?

“Tolong aku..” Ia berkata lirih sekali. Aku tercengang, aku mulai memeluknya dari belakang. Berusaha agar tidak membuat air matanya keluar sia-sia.

“Tenanglah.. Semua akan baik-baik saja.”
*
Pagi harinya…

“Hei..! Hyuk, bangun!” Ji Hyun menepuk-nepuk pipi Hyuk Min yang tertidur di atas sofa.

“Hmm..” Ia membuka matanya malas-malasan.

“Kenapa?” Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Aku ingin jalan sebentar. Nanti aku kembali lagi, daah!!” Ji Hyun tersenyum sambil berlari kecil ke luar apartemen.

“Yak! Yak! Jijie!!” Hyuk Min ingin mengejarnya, tapi niatnya terhenti di tengah jalan.

“Ah, sudahlah..” Ia kembali jatuh tertidur di atas sofa.

Sementara itu..

Ji Hyun menghirup udara pagi dalam-dalam. Ia membuka matanya sambil tersenyum.
“Mari kita buka hidup yang baru!! YEEAAHHH!!!” Ji Hyun mulai berteriak seperti orang gila di taman- untung saja tempat ini cukup sepi, karena masih cukup subuh.
Ia terdiam sesaat.

“Oke.. Oke.. kita lari sekarang. Hmm.. apa perlu memutari taman yang penuh bunga-bunga itu? Ah ya, tapi bagaimana dengan bebek-bebek itu? Aku ingin melihatnya.. Ehm.. Lebih baik aku ke..” Ji Hyun terdiam sendiri melihat keadaannya.
Sejenak ia berpikir..

“Apa aku saja yang terlalu cemburu?”
Ia menggelengkan kepalanya kuat-kuat kemudian cepat berlari pergi.
*
Kyuhyun’s Place

“Sebaiknya kau tidak melihatnya..” Nara cepat-cepat menarik surat perceraian itu. Kyuhyun mengernyitkan dahinya kesal.

“Hei,” Kyuhyun menjerit kesal.
Kyuhyun terdiam sambil mencari-cari sesuatu di rumah itu. Tidak ada. Surat perceraian itu tidak ada.

“Kau menyembunyikannya?” Tuntut Kyuhyun.

“Tidak.” Ia mengelak cepat.

“Pembohong.” Dengan gerakan cepat Kyuhyun langsung menarik tangan Nara yang tersembunyi di belakang punggungnya. Kyuhyun berdecak kesal.

“Kau tidak perlu-“

Terlambat. Kyuhyun sudah melihat surat perceraian itu. Matanya membulat lebar. Nara diam saja melihatnya. Tapi ada sesuatu hal yang membuatnya berpikir, kenapa Kyuhyun tampak.. tenang sekali? Tidak ada secercah kemarahan yang tergambar jelas di matanya. Tidak.. sama sekali.
Bahkan ia tersenyum.

“Ia salah paham..” Kyuhyun tetap tersenyum sambil merobek-robek kertas itu kasar, sampai membuatnya menjadi serpihan-serpihan kecil. Nara berbalik mengindahkan tatapannya dari Kyuhyun. Ia mulai bergumam.

“Ya.. Ia salah paham,” Nara menarik nafasnya sejenak.

“Kita tidak mempunyai hubungan apapun. Iya, kan?” Nara mengucapkan kata-kata itu dalam dan penuh perasaan- sakit hati.

“Hei, Nara. Bukan maksudku..” Sayang, kemarahan Nara memuncak.

“KAU ANGGAP AKU APA SELAMA INI, HAH? KENAPA DIA YANG MENGAMBILNYA? Kenapa saat aku datang.. kau sudah menikah? Kau lupa janji kita? Kau melupakannya begitu saja? Lalu ingin kau apakan beasiswa yang kau perjuangkan untukku? Ingin kau apakan komet-komet halley yang sempat kau tunjukkan itu? INGIN KAU APAKAN PERASAANKU?!”

“Tidak.. maaf.. Aku..”

“Pergi! Menjauh dariku. PERGI!” Nara berteriak histeris. Kyuhyun menatapnya iba.
Ia berdiri diam disitu sambil menatap Nara yang menahan tangis.

“Tahukah kau.. Bahwa aku dijodohkan?”

Lainnya

Winter Cloud Part IV

Cinta itu masalah lain..
Cinta itu seperti pelangi,

Pelangi itu tidak selalu indah, tapi akan indah ketika kau menemukannya dengan caramu sendiri..
Tentu saja, untuk mendapatkan pelangi itu kau harus merasakan hujan dan angin dingin…

Jae’s Pov

“Tentu saja, Kyuhyun tidak bisa melihatmu menangis” Eunhyuk berkomentar, aku menoleh- ia sudah tidak ada disana.

“Aku ragu,” Gumamku sambil mengabaikan ‘kepergian’ Eunhyuk secara tiba-tiba. Donghae masih menatapku- mencari-cari apa yang salah.

“Percayalah pada dirimu sendiri, Jae. Walau kau mengatakan apapun, ia tidak akan bisa memarahimu- tidak akan pernah terjadi.” Donghae menepuk bahuku pelan. Aku sedikit tersentak, tangannya jauh lebih dingin dari Kyuhyun.
Aku mendongak melihat jejeran tangga yang tersusun rapi menunggu untuk dinaiki olehku, menungguku agar segera menemuinya. Tapi, aku ragu..

“Hanya kau yang bisa mendinginkan kepalanya. Ayolah, sebelum ia melakukan hal yang tidak-tidak” Donghae berbalik kemudian melangkah tak tentu arah. Aku mengernyitkan alisku bingung, apa maksudnya?

“Hal yang-“

“Ya, ia sangat sulit dikontrol sebelum adanya kehadiranmu. Tak usah kau pikirkan, yang penting sekarang hanyalah Kyuhyun. Datangi ia, ia membutuhkanmu.”

“Tapi ia-“
Donghae menoleh menatapku tajam.

“Pernahkah kau sebagai manusia untuk mencoba sesuatu hal yang baru?” Aku menunduk ketakutan.

“Ba-baiklah”
*
Kyuhyun’s Pov
Cih- ini jauh lebih buruk dari yang aku bayangkan. Mana mungkin aku bisa membunuh Han Kyung kalau Jae terus menerus melindunginya? Aish- Verish Italia sebentar lagi datang- menjemput Jae. Mana mungkin aku bisa melihatnya menjerit karena diseret pergi? Ya- aku sudah melihat semuanya yang akan terjadi nanti. Ini membingungkan.

“Kyu?” Suara Jae sedikit melengking dari luar. Aku menoleh.

“Buka saja, tidak dikunci.” Kataku pelan sambil menatap jendela. Entah kenapa aku merasa musim gugur ini terlalu lama.

“Ng-“ Dari arah belakang bisa kudengar derap langkah Jae yang ragu ke arahku. Aku bergumam. Sepertinya akan sulit menjelaskan untuknya.
Langkahnya terhenti satu senti dibelakangku. Aku berbalik menatap wajah polosnya, wajahnya yang tak berdosa itu.

“Apa aku bertindak sesuatu.. yang.. ehm.. salah?” Tanya Jae ragu-ragu. Aku sedikit tersenyum.

“Tentu saja tidak,” Kataku sambil mengusap pipinya.

“Oh- jadi apa yang.. membuatmu mendiamkanku?” Tanya Jae lagi. Aku terdiam di depannya.

“Hanya sesuatu yang rumit” Kataku berlalu pergi kemudian duduk di atas kasur tempat tidur.
Jae melangkah mengikutiku dengan langkahnya yang anggun. Aish- aku terlalu tergila-gila.
Aku menunduk sambil terus saja duduk di atas kasur, kakiku menopang kedua tanganku. Aku menerawang.

“Kau bisa ceritakan padaku?” Tanya Jae amat pelan di depanku. Ia membelai halus leherku. Bisa kurasakan deras darah mengalir dalam tubuhnya, aku bisa merasakannya.

“Mungkin nanti,” Gumamku sambil berpaling dari hadapannya.

“Kyuhyun, mungkin ini kedengarannya tidak masuk akal. Tetapi apa kau bisa mewujudkannya untukku?” Jae berkata tanpa ragu sedikitpun. Aku mengangguk mengiyakan. Mana mungkin aku tidak mengabulkannya kalau itu bisa membuat ia bahagia? Apapun akan kulakukan.
Jae duduk disebelahku. Aku menoleh menatap senyum manisnya. Tatapannya memohon- aish sejak kapan ia bisa menatapku dengan tatapan seperti itu? Ia menatapku biasa saja aku sudah hampir gila, apalagi yang seperti ini. Aku bisa mati.

“Tolong, jangan bunuh Han Kyung gege.. Apapun kesalahannya, sekalipun ia menyakitiku.” Aku terdiam. Mana mungkin aku tidak membunuh orang yang menyakitimu? Apa sih pedulimu dengan dia? Dia hanya vampire yang.. terlalu ikut campur.

“Untuk perkataanmu yang terakhir aku tidak bisa menepatinya.” Kataku singkat. Ia tersenyum- masih saja menatapku seperti itu. Aku tersenyum membalas tatapannya. Matanya jauh lebih indah dari malaikat. Sangat suci.

“Kenapa?” Tanyanya. Ia memainkan jemariku pelan. Bisa kulihat ia tersenyum. Sejak kapan ia belajar merayu seperti ini?

“Melihat tubuhmu tergores sedikitpun aku tidak bisa, mana mungkin aku membiarkan orang itu lolos kalau kau tersakiti olehnya? Tidak akan terjadi- kalau ada yang menyakitimu aku tidak akan memaafkannya.” Kataku tegas sambil menatap matanya sedikit tajam.

“Karena itu aku ingin kau mengabulkan harapanku, ia sangat berarti bagiku- Kyuhyun. Ia orang yang sangat baik. Memang dari penampilannya ia seperti- berandalan dan menurutmu aku tak cocok berteman dengan namja seperti dia. Tapi.. kalau kau benar-benar mengenalnya, kau mungkin tidak akan mengatakan bahwa ia itu jahat.” Tutur Jae halus.

Dewasa sekali pemikiranmu, Jae.. Tapi aku melihat Han Kyung di sisi mana kau tidak melihatnya. Aku bisa saja menunjukkanmu betapa jahatnya ia. Seberapa brutalnya saat ia membunuh manusia dan hewan. Dan juga tatapannya yang sinis dan mungkin tidak akan diperlihatkannya padamu. Yah- walaupun aku bisa melihat, Ia selalu kalah melawanmu, sama sepertiku.

“Kita lihat saja nanti,” Kataku pelan sambil membelai halus rambutnya. Ia menoleh seraya tersenyum.

“Kalau ia berani macam-macam. Ia akan merasakan akibatnya.” Kataku sedingin es. Mungkin Jae bisa melihat warna mataku yang mulai berubah kecoklatan.
Lainnya

About My Life With My Husband, Cho Kyuhyun Part IX

Aku memberikanmu pilihan..
Aku memberikanmu kemudahan..
Jadi aku mohon,
Tolong jangan memberiku harapan lagi.

Ji Hyun’s Pov

Aku menatap lagi berkas-berkas itu. Kedengaran aneh memang, mungkin juga aku ini istri yang bodoh dan tidak tahu apa-apa. Jika aku ingin, aku bisa saja merebutnya dari Nara. Aku bisa saja bersikap sedingin es pertanda bahwa aku tidak menyukai ada penghalang antara aku dan Kyuhyun. Tapi aku tidak bisa melihat Kyuhyun tidak bahagia.. aku tidak bisa melihatnya. Aku tidak bisa melihat rasa keterpaksaannya lagi untukku.
Ah.. andai saja aku tidak menyetujui pernikahan itu.
• Tomorrow
“Halo, Ji? Kau dimana sekarang?” Sapa Hyuk Min dari seberang telepon. Aku menatap layar ponselku kikuk.

“Di rumah. Sebentar lagi aku berangkat! Kalau sudah sampai nanti aku hubungi, bye- annyeong Hyuk Min- ssi!” Kataku segera mengakhiri percakapan. Aku dengar sore ini mereka (SM Ent’ Family) sudah pulang. Tentu saja aku harus segera pergi. Sebelum Kyuhyun sadar bahwa aku tidak ada. Nara.. aku menyerahkannya padamu.

“Ne, arrayo.”
Kutatap lagi surat-surat itu, aku tersenyum tipis kemudian menutup pintu rumah.
*
Kyuhyun’s Pov

“Sungmin hyung, kau kenapa?” Tanyaku bingung. Entah kenapa mimik wajahnya tiba-tiba tegang dan kaku. Jarang-jarang Sungmin-hyung seperti ini.
Sungmin menoleh dan tersenyum kecut- itupun sudah dipaksakan sekali.

“Tidak apa-apa.. Aku hanya- kelelahan.” Balas Sungmin kecil. Ia berlalu begitu saja di depanku. Aku menatap kepergian Sungmin, ia seperti menyimpan sesuatu. Sesuatu yang tidak boleh diketahui olehku.
“Ck,” aku berdecak kes-
DEG!!
Lainnya

Winter Cloud Part III

“Kau. Anak. Pungut” Ucap Ji Hyun sedikit lantang. Jae lantas saja mendengarnya. Kyuhyun menggeram keras. Akibatnya perisai nya pada Jae terlepas. Jae resfek mundur selangkah. Anak pungut? Terlalu menyedihkan.

“PERGI SEKARANG JUGA!” Teriak Kyuhyun memekakkan telinga. Jae mulai menunduk terisak. Ia tak menyangka… onnienya bisa sejahat itu, kedua orang tuanya.. bahkan tidak memberitahunya. Kenapa harus sekarang?

“Baiklah, aku pergi. Tapi sebelum itu-“ Ji Hyun berbalik menatap Kyuhyun misterius.

“Baca pikiranku sekarang.” Ji Hyun terdiam sambil sedikit tersenyum. Senyum itu menyiratkan kekhawatiran. Jae tak peduli- ia masih saja menunduk sambil menangis. Kyuhyun tampak terperanjat, dan yang lainnya yang sedang kembali sibuk beraktifitas juga ikut terdiam.

“Aku hanya menyampaikan pesan. Ingat, Kyuhyun. Jangan sampai salah satu dari kami- bangsawan Italia, mengetahui hal ini. Jaga baik-baik, Jae-mu itu.” Setelah itu Ji Hyun berlalu pergi begitu saja. Keadaan menjadi hening. Hanya terdengar suara isakan Jae yang menggema ke seluruh ruangan. Lainnya

Kyuhyun dan Sungmin bertengkar ???

Fakta Kyumin : Mengapa Sungmin marah ? Cerita ini tentang Kyumin. Eunhyuk dan Leeteuk membicarakan ini di Sukira.

Eunhyuk bercerita:

Suatu hari, sebelum Super Junior performance, setiap member berada di ruang tunggu. Beberapa dari mereka ada yang latihan, ada juga yang makan sesuatu tapi Sungmin hanya duduk diam sendirian. Eunhyuk datang dan bertanya kepada Sungmin, mengapa dia terlihat serius sekali tetapi Sungmin tidak menjawab Eunhyuk.

Ketika mereka kembali ke rumah. Leeteuk bertanya kepada Sungmin tentang masalah ini, Sungmi tidak menjawab lagi. Lalu Leeteuk memeluknya dari belakang dan berkata ”Kita ini saudara. Jika kamu sedih, saya pun juga sedih. Tolong jawab saya. Tolong jangan seperti ini.” Sungmin pun menangis dan memeluk Leeteuk kuat. Lainnya

Previous Older Entries